PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Salah satu inovasi program Bank Sampah Amanah Palembang yakni menempatkan drop box untuk sampah jenis botol plastik. Saat ini sudah disebar pada tiga titik, yakni Kampus Universitas Aisyiyah Palembang, SMA Aisyiyah 01 Palembang dan SMP Muhammadiyah 4 Palembang.
Direktur Bank Sampah Amanah Palembang, Andi Wijaya, menjelaskan, drop box untuk jenis sampah botol plastik ini merupakan inovasi pihaknya dalam upaya mengumpulkan sampah-sampah di berbagai lembaga pendidikan. “Ke depan tidak menutup kemungkinan ke instansi dan pihak lain yang mau bekerja sama dengan kita,” bebernya, kemarin (27/5).
Menurutnya, saat ini juga dalam proses penjajakan dengan Ponpes Azizah di Tegal Binangun. “Mereka berinisiatif akan buat sendiri drop box-nya. Untuk pengambilannya tetap bekerja sama dengan Bank Sampah Amanah Palembang,” ungkap Andi. Selain itu, juga sedang penjajakan dengan Poltekkes Palembang.
Dijelaskannya, rata-rata hingga penuh drop box tersebut akan berisi sekitar 10 kg botol plastik. Untuk waktu pengambilan tergantung situasi dan kondisi. “Ada yang hanya 10 hari sudah penuh, seperti di Universitas Aisyiyah. Ini menandakan, penggunaan botol plastik di Palembang masih banyak,” imbuh dia.
Ada pun untuk 1 kg botol plastik akan dihargai Rp1.500 hingga Rp4.000. “Nanti, uang hasil penjualan akan dikembalikan kepada sekolah, kampus maupun mitra kita tersebut,” tandasnya. Andi menambahkan, pihaknya buka peluang kerja sama dengan sekolah, kantor dan instansi lain yang ingin menjalin kemitraan dalam pengumpulan botol plastik bekas.
Diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang pada Januari 2025 sudah mengeluarkan larangan penggunaan plastik dalam aktivitas perdagangan. Semua mini market dan warung kecil untuk tidak menyediakan kantong plastik. Kemudian, seluruh ASN di Palembang diminta untuk membawa tumbler dari rumah untuk mengisi air minum, untuk mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik.
Dalam aturan tersebut, pelaku usaha tidak boleh lagi menyediakan kantong plastik. Masyarakat harus membawa kantong belanjaan sendiri. Dengan cara ini, Pemkot Palembang berusaha mengurangi volume sampah terutama dari plastik yang sangat sulit terurai dibandingkan sampah organik.
Targetnya, dengan kebijakan itu, sampah plastik bisa berkurang 10-20 persen. Asumsinya, dengan jumlah penduduk Palembang sekitar 1,7 juta jiwa dan produksi sampah harian 0,4 kg per jiwa per hari, maka sampah yang dihasilkan bisa 1.000 – 1.500 ton per hari.
Kalau berkurang 20 persen sampah plastiknya, maka sampah rumah tangga per hari tinggal 800-1.200 ton. Kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik ini ditujukan untuk hotel, toko modern, restoran, dan penjual makanan, serta warung dalam lorong.
Walau pun kenyataan, baru minimarket seperti Indomaret dan Alfamart dan supermarket sudah menerapkan itu. Mereka menyediakan kantong reuseble (ramah lingkungan) yang berbayar. Sedangkan di toko-toko, masih tetap menggunakan kantong plastik.
Sumber : https://sumateraekspres.bacakoran.co/read/84100/sebar-drop-box-sampah-inovasi-bank-sampah-amanah-palembang-ke-sekolah-kampus